14. Boleh Sholat sunat sambil berdiri atau duduk atau sebagian sambil berdiri dan sebagian lagi sambil duduk
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. membaca suatu ayat pun dalam Sholat malam sambil duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia. Beliau membaca surat sambil duduk hingga ketika surat yang dibacanya tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk. (Shahih Muslim No.1205)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Abdullah bin Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah Nabi saw. pernah Sholat sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu setelah beliau berusia lanjut. (Shahih Muslim No.1209)
15. Sholat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi saw. bahwa witir itu satu rakaat dan Sholat satu rakaat adalah benar
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. biasa melakukan Sholat malam sebanyak sebelas rakaat, satu rakaatnya adalah Sholat witir. Setelah selesai Sholat, beliau lalu membaringkan tubuhnya miring ke kanan sampai muazin mengumandangkan azan lalu beliau melakukan Sholat sunat dua rakaat dengan pendek. (Shahih Muslim No.1215)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra.: Bagaimana Sholat Rasulullah saw. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik di bulan Ramadan maupun di bulan lainnya, Rasulullah saw. melakukan Sholat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau melakukannya empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan jangan pula engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau Sholat tiga rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah baginda tidur sebelum melakukan Sholat witir? Beliau bersabda: Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga. (Shahih Muslim No.1219)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Abu Ishak, ia berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa yang diceritakan oleh Aisyah kepadanya mengenai Sholat Rasulullah saw. Katanya: Rasulullah tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam. Kemudian apabila beliau punya kebutuhan terhadap istrinya, maka beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian tidur. Ketika terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk mengambil air. Jika tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu seperti wudu untuk Sholat. Kemudian beliau melakukan Sholat sunat dua rakaat. (Shahih Muslim No.1223)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Masruq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah saw. Dia menjawab: Beliau senang beramal yang berkesinambungan. Aku bertanya Lagi: Kapan beliau mengerjakan Sholat? Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam jantan berkokok beliau segera bangun dan melakukan Sholat. (Shahih Muslim No.1225)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah mendapati Rasulullah saw. pada akhir malam sebelum Subuh di rumahku atau di sisiku, kecuali beliau sedang tidur. (Shahih Muslim No.1226)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Adalah Rasulullah saw. apabila selesai melakukan Sholat dua rakaat, sunat fajar dan jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan kalau belum bangun, maka beliau akan rebahan. (Shahih Muslim No.1227)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. biasa melakukan Sholat malam. Apabila hendak melakukan Sholat witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan Sholat witir, wahai Aisyah. (Shahih Muslim No.1228)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Setiap bagian waktu malam, Rasulullah saw. pasti melakukan Sholat witir dan beliau menyudahi witirnya sampai waktu sahur. (Shahih Muslim No.1230)
16. Sholat malam dan orang yang tertidur atau sakit sehingga tidak dapat melakukannya
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Zurarah, bahwa Saad bin Hisyam bin Amir ingin berperang di jalan Allah. Ketika datang ke Madinah, ia bertemu dengan beberapa orang dari penduduk Madinah. Mereka melarang Saad bin Hisyam melaksanakan keinginannya tersebut dan mereka mengabarkannya bahwa pada masa Nabi saw. ada enam orang sahabat bermaksud seperti itu tetapi Rasulullah saw. melarang mereka dan beliau bersabda: Bukankah aku adalah suri teladan bagi kalian semua? Mendengar cerita mereka itu Saad lalu merujuk istrinya yang sudah diceraikan serta mengambil saksi atas rujuknya itu. Setelah itu ia menemui Ibnu Abbas dan bertanya tentang Sholat witir Rasulullah saw. Ibnu Abbas berkata: Maukah engkau aku tunjukkan seseorang yang paling tahu witirnya Rasulullah? Saad menjawab: Siapakah ia? Ibnu Abbas menjawab: Aisyah ra. Temui dan bertanyalah kepadanya. Setelah itu datanglah kepadaku dan kabarkan apa jawabannya. Kemudian aku berangkat menemuinya. Di perjalanan aku bertemu dengan Hakim bin Aflah. Aku minta ditemani untuk menemuinya (Aisyah). Lalu ia (Hakim) berkata: Aku bukan kerabatnya dan aku pernah melarangnya berbicara sesuatu tentang (sengketa) dua golongan itu, tetapi ia enggan dan terus pada sikapnya. Kemudian aku yakinkan dengan bersumpah di hadapannya (Hakim). Kami pun akhirnya berangkat menemui Aisyah. Kami minta izin kepadanya dan dipersilakan. Kami masuk ke rumahnya. Aisyah bertanya: Apakah ini Hakim? Ia mengenalnya, maka ia (Hakim) menjawab: Benar. Ia (Aisyah) bertanya lagi: Siapa yang bersamamu? Hakim menjawab: Saad bin Hisyam. Aisyah bertanya lagi: Hisyam siapa? Hakim menjawab: Hisyam bin Amir. Aisyah lalu berdoa semoga Allah memberi rahmat kepada Amir serta mengatakan hal-hal yang baik tentangnya. Qatadah berkata bahwa ia luka-luka ketika perang Uhud. Aku bertanya: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai akhlak Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Bukankah engkau membaca Alquran? Aku menjawab: Tentu. Aisyah berkata: Sesungguhnya akhlak Nabi saw. adalah Alquran. Waktu itu aku hendak berdiri untuk pamitan dan aku sudah bertekad untuk tidak bertanya kepada siapa pun tentang sesuatu apapun sampai aku meninggal dunia. Namun mendadak aku teringat sesuatu, maka aku bertanya: Terangkan kepadaku tentang Sholat malam Rasulullah saw. Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah engkau pernah membaca firman Allah: "Wahai orang yang berselimut?" Aku menjawab: Benar. Ia (Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah mewajibkan Sholat malam pada awal surat tersebut. Dan selama satu tahun Nabi saw. adn para sahabat melaksanakan kewajiban itu. Selama dua belas bulan, kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di langit, sampai pada bagian akhir surat tersebut akhirnya diturunkan Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu hukum Sholat malam menjadi sunat, tidak wajib. Aku berkata lagi: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai Sholat witir Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Saya biasa menyediakan alat siwak dan air untuk wudu beliau. Atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari. Setelah bersiwak dan berwudu, beliau melakukan Sholat sebanyak sembilan rakaat dan hanya duduk pada rakaat yang kedelapan. Setelah berzikir, memuji dan berdoa kepada Allah, beliau bangkit dan tidak salam. Kemudian beliau berdiri meneruskan rakaat yang kesembilan. Lalu duduk seraya berzikir kepada Allah, menuju dan berdoa kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang terdengar olehku. Sesudah salam masih dalam keadaan duduk, beliau melakukan Sholat dua rakaat lagi. Jadi semuanya berjumlah sebelas rakaat. Namun ketika Nabi saw. berusia lanjut dan kian gemuk, beliau hanya melakukan Sholat sunat witir sebanyak tujuh rakaat saja. Beliau lakukan di dalam kedua rakaat itu seperti yang beliau lakukan pada yang pertama. Jadi jumlahnya sembilan. Nabi saw. jika melakukan Sholat, maka beliau suka untuk terus melestarikannya. Apabila beliau berhalangan, misalnya tertidur atau sakit sehingga tidak dapat malakukan Sholat malam, maka beliau akan melakukan di siang hari sebanyak dua belas rakaat. Aku tidak pernah menjumpai Nabi saw. membaca Alquran seluruhnya dalam satu malam dan aku juga tidak pernah menjumpai Nabi saw. melakukan Sholat semalaman sampai Subuh atau melakukan puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Setelah mendengar jawaban dari Aisyah tersebut, aku menemui Ibnu Abbas dan menceritakannya kembali kepadanya. Kata Ibnu Abbas: Aisyah benar. Seandainya aku dekat atau boleh menemuinya, niscaya akan aku datangi sendiri ia sehingga ia bercerita langsung kepadaku. Aku berkata: Kalau aku tahu engkau tidak boleh menemuinya, aku tidak akan menceritakan kepadamu ceritanya tersebut. (Shahih Muslim No.1233)
17. Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat dan Sholat witir itu sebaiknya dilakukan pada akhir malam
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang Sholat malam. Beliau menjawab: Sholat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu Sholat Subuh, maka hendaklah ia Sholat witir satu rakaat untuk mengganjilkan Sholat sebelumnya. (Shahih Muslim No.1239)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Barang siapa yang Sholat malam, maka hendaklah ia akhiri Sholat itu dengan witir, karena Rasulullah saw. memerintahkan hal itu. (Shahih Muslim No.1244)
18. Dorongan berdoa dan berzikir pada akhir malam dan pengabulan doa pada waktu itu
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya. (Shahih Muslim No.1261)
19. Dorongan melakukan Sholat malam bulan Ramadan, yaitu Sholat tarawih
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendirikan Sholat malam bulan Ramadan karena iman dan mengharap rela Allah, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu. (Shahih Muslim No.1266)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa pada suatu malam Rasulullah saw. Sholat di mesjid, lalu datang beberapa orang ikut Sholat bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya, manusia semakin banyak yang ikut Sholat bersama beliau. Kemudian pada malam yang ketiga atau keempat banyak sekali orang yang berkumpul menunggu Rasulullah saw., tetapi Rasulullah saw. tidak keluar menemui mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar Sholat bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1270)
20. Doa dalam Sholat malam dan menghidupkan malam dengan ibadah
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Pada malam tersebut Nabi saw. bangun lalu memenuhi hajatnya. Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya, beliau tidur, kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya. Kemudian beliau berwudu sebaik dan sesempurna mungkin lalu beliau Sholat. Melihat beliau berdiri untuk Sholat, aku pun ikut Sholat. Aku bergegas wudu dengan diam-diam. Semula aku memilih tempat di sebelah kiri, namun kemudian beliau menarik tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah saw. secara sempurna melakukan Sholat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah sejenak rebahan, beliau lantas tidur hingga mendengkur. Dan kebiasaan beliau kalau tidur memang mendengkur. Lalu Bilal datang dan mengumandangkan azan Sholat. Nabi bergegas bangun lalu Sholat tanpa wudu terlebih dahulu. Doa yang beliau panjatkan ialah: Ya Allah, nyalakan dalam hatiku suatu cahaya, pada pandanganku suatu cahaya, dari arah kananku suatu cahaya, dari arah kiriku suatu cahaya, di atasku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan di depanku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan limpahkanlah cahaya kepadaku. (Shahih Muslim No.1274)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Aku bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Kami tiba di sebuah jalan yang menghubungkan pada suatu tempat yang ada air. Rasulullah saw. bertanya: Tidakkah engkau dan untamu ingin mendapatkan air, wahai Jabir? Aku menjawab: Tentu. Rasulullah saw. lalu turun. Seperti halnya aku, beliau pergi memenuhi hajatnya. Seterusnya aku menyediakan air wudu untuk beliau. Setelah wudu, beliau bersiap-siap untuk Sholat dengan satu kain yang kedua ujungnya diikat. Aku berdiri di belakang beliau. Lalu beliau memegang telingaku agar aku pindah ke sebelah kanan beliau. (Shahih Muslim No.1285)
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan Sholat, beliau berdoa: Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak, surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. (Shahih Muslim No.1288)
21. Sunat memperpanjang bacaan dalam Sholat malam
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari Abu Wail, ia berkata: Abdullah berkata: Aku pernah Sholat bersama Rasulullah saw., beliau memperpanjang (bacaan), sampai aku berniat yang bukan-bukan. Dikatakan: Apa yang engkau niatkan? Ia berkata: Aku berniat untuk duduk dan membiarkan beliau. (Shahih Muslim No.1292)
22. Mengenai orang yang tidur semalam suntuk sampai pagi
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Dilaporkan kepada Rasulullah saw. tentang seorang yang tidur pada malam hari sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua telinganya. (Shahih Muslim No.1293)
• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah. Beliau bertanya: Tidakkah kalian akan Sholat? Ali menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika Allah berkehendak membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan kami akan Sholat). Kemudian Rasulullah saw. pergi setelah aku berkata demikian. Kemudian sambil meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali mendengar beliau bersabda: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Shahih Muslim No.1294)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan Sholat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas. (Shahih Muslim No.1295)
23. Sunat melakukan Sholat sunat di rumah dan boleh di mesjid
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Laksanakanlah Sholat sunat di rumah kalian dan janganlah engkau jadikan rumah kalian itu seperti kuburan. (Shahih Muslim No.1296)
• Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Perumpamaan rumah yang tempat mengingat Allah dan rumah yang bukan tempat mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati. (Shahih Muslim No.1299)
• Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata:
Rasulullah saw. membatasi suatu tempat dengan alas atau tikar. Lalu beliau keluar untuk Sholat di situ. Beberapa orang sahabat mengamati tempat tersebut dan lain waktu mereka datang untuk melakukan Sholat di tempat beliau itu. Pada suatu malam mereka datang dan Rasulullah saw. tidak mau keluar menemui mereka. Lantas mereka berteriak mamanggilnya bahkan ada yang melempari pintu dengan batu-batu kecil. Dengan marah, Rasulullah saw. keluar menemui mereka dan bersabda: Kalian masih saja melakukan apa yang kalian buat sampai aku menyangka bahwa hal itu (Sholat sunat) akan diwajibkan kepada kalian. Kalian harus Sholat sunat di rumah kalian, karena sebaik-baik Sholat seseorang adalah di rumahnya, kecuali Sholat wajib. (Shahih Muslim No.1301)
24. Mengenai orang yang mengantuk dalam Sholat sehingga jadi kabur bacaan Alquran atau zikirnya, sebaiknya ia tidur atau duduk saja sampai kantuk itu hilang
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. masuk mesjid dan didapati ada seutas tali direntangkan di antara dua tiang. Beliau bertanya: Apa ini? Para sahabat menjawab: Untuk Zainab, ia hendak Sholat, kalau ia merasa malas atau lemas di tengah Sholat maka ia berpegangan pada tali tersebut. Rasulullah saw. bersabda: Lepaskan tali itu. Hendaklah setiap orang dari kalian Sholat dengan kekuatannya sendiri. Jika ia sedang malas atau merasa lemah, maka hendaklah ia duduk. (Shahih Muslim No.1306)
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam Sholat, maka duduklah sampai hilang rasa kantuk itu. Sebab jika salah seorang dari kalian Sholat dengan mengantuk, maka pikirannya hilang, mungkin ia ingin meminta ampunan, tetapi malah mencaci dirinya sendiri. (Shahih Muslim No.1309)
25. Perintah untuk membiasakan membaca Alquran dan makruh mengatakan: Aku lupa ayat ini, tapi hendaklah berkata: aku itu dilupakan dariku
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. mendengar seorang laki-laki membaca Alquran tengah malam. Beliau bersabda: Semoga Allah merahmatinya. Sungguh ia telah mengingatkan aku ayat ini dan ayat ini yang aku terlupa ayat surat ini dan surat ini. (Shahih Muslim No.1311)
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Alquran adalah seperti unta yang ditambatkan. Apabila ia menjaganya, maka unta itu akan tetap pada tempatnya dan apabila ia lepaskan ikatannya, maka ia akan pergi. (Shahih Muslim No.1313)
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Yang terburuk seseorang di antara mereka adalah orang yang mengatakan: Aku lupa ayat ini ayat ini. Tetapi sebenarnya ia telah dibuat lupa. Ingatlah terus Alquran, sebab sesungguhnya ia lebih mudah lepas dari hati manusia dibandingkan (terlepasnya) unta dari tambatannya. (Shahih Muslim No.1314)
• Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Komitmenlah (tetaplah) kalian membaca Alquran ini, demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya Alquran itu lebih cepat terlepas dibandingkan dengan (terlepasnya) unta dari tambatannya. (Shahih Muslim No.1317)
26. Sunat membaguskan suara ketika membaca Alquran
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah tidak mengizinkan sesuatu seperti Dia izinkan kepada nabi untuk melagukan bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.1318)
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Musa: Kalau engkau melihat aku saat aku mendengarkan bacaanmu kemarin, sungguh engkau telah diberi seruling (maksudnya suara yang merdu) dari seruling keluarga Nabi Daud. (Shahih Muslim No.1322)
27. Mengenang bacaan Nabi saw. surat Al-Fath pada peristiwa penaklukan kota Mekah
• Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal Al-Muzani ra., ia berkata:
Pada tahun penaklukan Mekah, Nabi saw. membaca surat Al-Fath dalam perjalanannya di atas hewan tumpangannya. Beliau mengulang-ulangi bacaannya. (Shahih Muslim No.1323)
28. Turunnya ketenangan berkat karena bacaan Alquran
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Salah seorang sahabat membaca surat Al-Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang tertambat dengan tali panjang. Tiba-tiba awan menaunginya, lalu berputar dan mendekat sehingga kuda itu menghindar darinya. Pada pagi harinya sahabat itu datang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa yang dialaminya kepada beliau. Nabi saw. bersabda: Itu adalah sakinah (ketenangan) yang turun karena bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.1325)
0 comments:
Post a Comment