35. Waktu Isyak dan mengakhirkan salat Isyak
• Hadis riwayat Aisyah ra., istri Rasulullah saw. ia berkata
Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga suasana gelap sekali. Rasulullah saw. belum keluar (dari rumah untuk salat Isyak) sampai Umar bin Khathab berkata: Para wanita dan anak-anak sudah tidur. Kemudian Rasulullah saw. keluar kemudian beliau beliau bersabda kepada para sahabat yang ada di Masjid: Tidak ada seorang pun di antara penghuni bumi ini yang menunggunya selain kalian sebelum Islam tersiar di masyarakat. (Shahih Muslim No.1008)
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Suatu malam saya menanti Rasulullah saw. untuk melakukan salat Isyak yang diakhirkan. Kemudian beliau datang kepada kami ketika sepertiga malam atau lebih telah lewat. Kami tidak tahu apa yang membuatnya sibuk pada keluarganya atau lainnya. Ketika keluar beliau bersabda: Sesungguhnya engkau sedang menunggu suatu salat yang tidak pernah ditunggu oleh orang-orang pemeluk agama selain kalian. Sekiranya hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan ajak mereka salat pada saat seperti ini. Lalu beliau menyuruh Muazin mengiqamati lalu salat. (Shahih Muslim No.1010)
• Hadis riwayat Anas ra.:
Dari Tsabit bahwa mereka (para sahabat) bertanya kepada Anas tentang cincin yang dikenakan Rasulullah saw. Ia berkata: Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga setengah malam atau bahkan lebih. Kemudian beliau datang dan bersabda: Sesungguhnya orang-orang setelah salat lantas tidur. Sementara kalian masih menunggu salat. Setelah itu kata Anas: Saya seolah-olah melihat cincin beliau yang terbuat dari perak begitu berkilat saat beliau mengangkat jari kelingking kirinya. (Shahih Muslim No.1012)
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku dan beberapa orang sahabat yang datang di perahu bersamaku singgah di wilayah Buth-han. Saat itu, Rasulullah saw. berada di Madinah. Rasulullah saw. menggilir beberapa orang dari mereka untuk salat Isyak. Kata Abu Musa: Saat itu aku dan beberapa orang sahabatku mendapati Rasulullah saw. sedang disibukkan oleh urusannya. Jadi, beliau mengakhirkan salat sampai tengah malam. Kemudian Rasulullah saw. keluar dan salat bersama mereka. Selesai salat beliau bersabda kepada para sahabat: Tenanglah. Aku akan memberitahu dan memberikan kabar gembira kepada kalian bahwa di antara nikmat Allah yang diberikan kepada kalian ialah bahwa sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang salat di saat seperti ini selain kalian atau (kata beliau) tidak ada seorang pun yang salat selain kalian. Kami tidak tahu kata yang mana yang beliau ucapkan. Abu Musa berkata: Lalu kami pulang dengan perasaan gembira karena berita yang kami dengar dari Rasulullah. (Shahih Muslim No.1014)
• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Pada suatu malam Nabi saw. mengakhirkan salat Isyak, hingga para sahabat tertidur lalu bangun, kemudian tertidur dan terbangun lagi. Umar datang dan berkata: Mari salat, lalu Atha berkata: Ibnu Abbas berkata: Nabi saw. lalu keluar, waktu itu aku melihat kepalanya masih meneteskan air dan beliau meletakkan tangannya pada sisi kepala. Beliau bersabda: Kalau saja hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk melakukan salat Isyak pada waktu sekarang ini. Aku lalu meminta kejelasan Atha bagaimana Rasulullah saw. meletakkan tangannya di kepalanya sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Abbas. Dan Atha pun mempraktekkannya. Mula-mula Atha merenggangkan sedikit jari-jarinya. Kemudian beliau meletakkan ujung-ujung jemarinya pada bagian tengah atau pusat kepala kemudian ia memutar-mutarkannya sampai ibu jarinya menyentuh ujung telinga dan bagian yang dekat wajahnya, kemudian terus ke bagian pelipis dan jenggotnya, tidak kurang dan tidak lebih sedikit pun. (Shahih Muslim No.1015)
36. Sunat melakukan salat subuh sedini mungkin dan menjelaskan kadar bacaannya
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa para wanita mukmin dahulu selalu salat Subuh bersama Nabi saw. Mereka kembali dengan menutupi tubuh mereka dengan pakaian wol sehingga tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. (Shahih Muslim No.1020)
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad bin Amru bin Hasan bin Ali, ia berkata: Ketika Hajjaj tiba di Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah. Dia menjawab: Rasulullah saw. menunaikan salat Zuhur di tengah siang hari yang sangat panas, salat Asar saat matahari masih nampak bersinar terang, salat Magrib saat matahari telah terbenam, salat Isyak kadang di akhirkan dan kadang di awal waktu. Apabila beliau melihat para sahabat telah berkumpul, beliau segera melaksanakan salat Isyak dan bila melihat mereka terlambat (kumpul) beliau mengakhirkannya. Nabi menunaikan salat Subuh pada dini hari. (Shahih Muslim No.1023)
• Hadis riwayat Abu Barzah ra.:
Dari Sayyar bin Salamah, ia berkata: Aku mendengar bapakku bertanya kepada Abu Barzah tentang salat Rasulullah saw. Dia jawab: Rasulullah saw. tidak peduli kadang-kadang melakukan salat Isyak di tengah malam. Beliau tidak tidur sebelumnya dan tidak bercakap-cakap setelahnya. Syu`bah berkata: Kemudian aku menjumpainya dan aku menanyakannya. Dia menjawab: Beliau melakukan salat Zuhur saat matahari tergelincir (condong ke barat), salat Asar saat seseorang melakukan perjalanan ke batas kota Madinah sedang matahari masih bersinar terang. Mengenai salat Magrib, saya tidak mengerti waktu yang telah dijelaskannya. Pada kesempatan lain Abu Barzah mengatakan: Beliau melakukan salat Subuh saat hari masih reman-remang. Dan biasanya beliau membaca enam puluh sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.1024)
37. Keutamaan salat jamaah dan peringatan bagi yang meninggalkannya
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah itu lebih utama bagian dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1034)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1038)
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra.:
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)
38. Boleh salat sunat berjamaah dan salat di atas tikar, sajadah kecil, kain dan alas-alas suci lainnya
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa neneknya, Mulaikah pernah mengundang Nabi saw. menikmati makanan yang dibuatnya. Lalu beliau memakannya, kemudian bersabda: Berdirilah kalian! Aku ingin salat bersama kalian. Anas bin Malik berkata: Aku mengambil tikar yang hitam karena sudah tua dan menyiramnya dengan air. Rasulullah berdiri di tikar itu sementara aku dan si yatim berbaris di belakang beliau dan nenek berada di belakang kami. Lalu Nabi saw. salat sunat dua rakaat bersama kami kemudian pergi. (Shahih Muslim No.1053)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah manusia terbaik terbaik akhlaknya. Kadang-kadang waktu salat tiba saat beliau berada di rumah kami. Beliau menyuruh menggelar alas lalu menyapu dan menyiramnya. Kemudian Rasulullah saw. menjadi imam dan kami berada di belakangnya dan beliau mengimami kami. Alas tersebut terbuat dari pelepah kurma. (Shahih Muslim No.1054)
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Suatu hari Nabi saw. menemuiku. Saat itu aku sedang bersama ibuku dan Ummu Haram, bibiku. Beliau bersabda: Berdirilah kalian! Aku akan salat bersama kalian pada bukan waktu salat fardu. Maka beliau salat bersama kami. Seorang laki-laki bertanya: Di mana Anas ra. berdiri saat itu? Tsabit, yang ditanya menjawab: Anas berada di kanan Rasulullah saw. Kemudian beliau mendoakan kami, anggota keluarga agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Ibuku berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk pelayan kecil baginda itu (maksudnya Anas). Lalu beliau memohon semua kebaikan untukku dan pada akhir doa, beliau berdoa untukku: "Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya serta berikanlah keberkahan padanya". (Shahih Muslim No.1055)
39. Keutamaan memperbanyak langkah menuju Masjid
• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling besar pahalanya dalam salat adalah orang yang paling jauh perjalanan kakinya dan yang lebih jauh lagi dan orang yang menanti salat sebelum ia salat berjamaah bersama imam akan mendapat pahala yang lebih besar dari orang yang salat kemudian tidur. (Shahih Muslim No.1064)
40. Langkah menuju salat akan menghapus kesalahan dan meninggikan derajat
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apa pendapat kalian bila ada sungai di depan pintu rumah seorang di antara kalian dan ia mandi setiap hari di sana sebanyak lima kali. Apakah masih ada kotoran tersisa? Para sahabat menjawab: Tidak akan tersisa sedikit pun. Beliau bersabda: Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengan salat Allah akan menghapus segala kesalahan. (Shahih Muslim No.1071)
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang pergi siang atau malam hari ke Masjid, niscaya Allah akan menyediakan baginya di surga suatu tempat singgah setiap ia pergi pagi atau malam. (Shahih Muslim No.1073)
41. Orang yang lebih berhak menjadi imam salat
• Hadis riwayat Malik bin Huwairits ra., ia berkata:
Aku menemui Rasulullah saw. Saat itu kami masih muda yang sepantaran. Aku tinggal di tempat beliau selama dua puluh malam. Rasulullah saw. adalah seorang pemurah dan lembut. Beliau mengira kami rindu dengan keluarga, sehingga beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Kemudian kami menceritakannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda: Kembalilah kalian kepada keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka lalu ajarilah mereka serta suruhlah mereka. Bila tiba waktu salat, maka hendaklah salah seorang kalian mengumandangkan azan kemudian tunjuklah orang yang tertua di antara kalian untuk menjadi imam. (Shahih Muslim No.1080)
42. Sunat membaca qunut tiap salat saat kaum muslimin tertimpa musibah
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra., ia berkata:
Setelah Rasulullah membaca Al-Fatihah, takbir dan mengangkat kepala, beliau mengucapkan: Semoga Allah menerima orang yang memuji-Nya. Ya Allah, Tuhan kami, milik-Mu-lah segala puji. Dan ketika berdiri (bangun dari rukuk berdiri), beliau berdoa: "Ya Allah, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam dan Ayyas bin Abu Rabiah serta orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, perberatlah siksa-Mu atas Bani Mudhar. Timpakan siksaan itu atas mereka seperti Yusuf pernah menderita kesengsaraan. Ya Allah, kutuklah orang-orang suku Lihyan, suku Ri'lan, suku Dzakwan dan suku Ushaiyyah yang membangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya". Kemudian aku dengar beliau meninggalkan hal itu sewaktu turun firman Allah: Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, baik Allah menerima tobat mereka atau menyiksa mereka. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (Shahih Muslim No.1082)
• Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. ra.:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Abu Hurairah r.a. ra. berkata: Demi Allah, aku berusaha betul mendekati cara salat Rasulullah saw. Abu Hurairah r.a. biasa membaca qunut pada salat Zuhur, Isyak yang diakhirkan dan salat Subuh serta mendoakan (dalam qunut) orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang kafir. (Shahih Muslim No.1084)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berdoa untuk kehancuran orang-orang yang telah membunuh para sahabat di Telaga Ma'unah sebanyak tiga puluh kali setiap Subuh. Beliau juga mendoakan untuk kehancuran Bani Ri`l, Bani Dzakwan, Bani Lihyan dan Bani Ushayyah serta orang yang mendustai Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.1085)
43. Mengganti salat yang ditinggalkan dan sunat mempercepat (pengganti) qada
• Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda: Sesungguhnya kalian akan menempuh perjalanan pada sore dan malam hari. Besok, jika Allah menghendaki kalian akan mendatangi air. Satu persatu para sahabat berangkat. Abu Qatadah berkata: Ketika Rasulullah saw. berjalan terus hingga tengah malam dan aku berada di samping beliau, beliau mengantuk sehingga badannya agak miring dari tunggangan. Lalu aku dorong beliau tanpa membuatnya terbangun sehingga lurus kembali di atas hewan tunggangannya. Kemudian beliau meneruskan perjalanan hingga ketika tengah malam berlalu, tubuh beliau miring lagi dari hewan tunggangannya. Aku mendorongnya hingga lurus kembali tanpa membuatnya terbangun. Beliau terus berjalan hingga menjelang Subuh. Tubuhnya miring lagi, lebih miring dari sebelumnya dan hampir jatuh. Lalu aku dorong kembali, tetapi beliau mengangkat kepalanya, terbangun dan bersabda: Siapa ini? Aku menjawab: Abu Qatadah. Beliau bertanya: Sejak kapan engkau berjalan (dekat) denganku seperti ini? Aku menjawab: Sejak tadi malam. Beliau bersabda: Semoga Allah menjagamu karena engkau telah menjaga nabi-Nya. Kemudian beliau bertanya: Apakah engkau lihat aku tidak mengenal manusia? Apakah engkau melihat hal itu padaku? Aku menjawab: Ini seorang penunggang. Dan ini juga seorang penunggang lagi. Hingga kita tujuh orang berkumpul di dekat beliau. Kemudian beliau membelok dari jalan seraya meletakkan kepalanya (ingin tidur) dan berpesan: Bangunkanlah aku untuk salat. Ternyata orang yang bangun lebih awal adalah Rasulullah saw. ketika matahari sudah menerpa punggung beliau. Kami bangun dengan kaget (karena kesiangan). Kendarailah hewan tunggangan, kata Beliau, maka kami naik dan meneruskan perjalanan hingga ketika matahari sudah naik beliau turun. Kemudian beliau meminta tempat air yang ada padaku, di dalamnya ada sedikit air. Lalu Beliau berwudu secukupnya. Ada sisa air sedikit, kata Rasulullah kepada Abu Qatadah: Demi Allah, simpan tempat air itu. Nanti sisa air ini akan menjadi sebuah cerita menarik (karena cukup untuk wudu mereka). Kemudian Bilal mengumandangkan azan. Beliau melaksanakan salat sunat dua rakaat, setelah itu salat Subuh sebagaimana yang biasa beliau lakukan (ketika tepat waktu). Kami dan Rasulullah kembali menunggang. Kemudian kami saling berbisik: Apa kifarat yang harus kita lakukan atas kelalaian kita dalam salat? Bisik-bisik kami terdengar Rasulullah saw. lalu bersabda: Bukankah aku adalah panutan kalian, sesungguhnya tidur itu bukanlah suatu kelalaian. Kelalaian adalah orang yang (sengaja) tidak mengerjakan salat sampai waktunya telah habis. Barang siapa yang berbuat demikian, bersegeralah melaksanakan salat saat ia ingat. Apabila keesokan harinya ia baru ingat, maka ia harus salat pada waktunya. Kemudian beliau bertanya: Apa yang dilakukan para sahabat lainnya? Beliau bersabda: Para sahabat lain kehilangan nabi mereka. Abu Bakar r.a.dan Umar berkata: Rasulullah saw. berada di belakang kalian bukan untuk kalian tinggalkan. Sebagian yang lain berkata: Rasulullah saw. berada di depan kalian, jika mereka mematuhi Abu Bakar r.a.dan Umar, mereka akan mendapat petunjuk. Akhirnya kami dapat menyusul sahabat lainnya ketika hari sudah sangat siang dan segala sesuatu terasa panas. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, kita akan mati kehausan. Beliau bersabda: Kalian tidak akan mati. Lalu bersabda: Lepaskan ikatan tempat airku. Beliau meminta tempat air dan menuangnya, sedangkan Abu Qatadah memberi mereka minum. Mereka saling berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Rasulullah saw. bersabda: Teraturlah kalian, semua akan segar. Mereka mematuhi perintah Rasulullah saw. Kemudian beliau yang menuang air dan aku (Abu Qatadah) yang memberi minum mereka sampai tidak tersisa selain aku dan Rasulullah saw. Beliau bersabda kepadaku: Minumlah. Aku jawab: Aku tidak akan minum sebelum baginda, wahai Rasulullah saw. meminumnya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya pemimpin kaum adalah orang yang minum terakhir. Maka aku minum dan Rasulullah pun minum. Para sahabat beristirahat dengan segar. Abdullah bin Rabah berkata: Sungguh aku akan menceritakan hadis ini di Masjid raya. Tiba-tiba Imran bin Hushein berkata: Perhatikan, hai anak muda bagaimana engkau akan bercerita. Aku adalah salah seorang penunggang pada malam itu. Berarti engkau lebih tahu tentang ceritanya, kata Abdullah. Engkau termasuk kelompok mana, tanya Imran. Aku dari golongan Ansar, jawab Abdullah. Kalau begitu berceritalah, kalian lebih mengetahui kisah kalian, pinta Imran. Aku sudah ceritakan tadi, jawab Abdullah. Lalu Imran berkata: Aku ikut hadir pada kejadian malam itu dan menurut aku bahwa tidak ada seseorang pun yang mengingatnya seperti yang aku ingat. (Shahih Muslim No.1099)
• Hadis riwayat Imran bin Hushain ra. ia bercerita:
Aku pernah bersama Nabi saw. dalam suatu perjalanan, kami berjalan semalaman sampai menjelang Subuh kami tertidur sampai matahari terbit. Orang pertama di antara kami yang bangun ialah Abu Bakar. Kami tidak menyadarkan Nabi saw. dari tidurnya sampai beliau Sendiri yang bangun. Kemudian Umar bangun. Kemudian ia berdiri di dekat Nabi saw. mengumandangkan takbir dengan suara tinggi sehingga Rasulullah saw. terbangun. Ketika mengangkat kepala, beliau melihat matahari sudah hampir terbit. Beliau bersabda: Ayo berangkat. Kami pun meneruskan perjalanan bersama dengan beliau. Ketika matahari nampak memutih beliau turun (dari tunggangan) dan salat qada Subuh. Seseorang dari suatu kaum memencilkan diri, tidak salat bersama kami. Selesai salat, Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Hai fulan! Apa yang membuatmu tidak salat bersama kami? Lelaki itu menjawab: Wahai Nabi Allah, aku sedang junub. Maka Rasulullah saw. menyuruhnya tayamum dan salat. Kemudian ia bergegas mendekati hewan kendaraannya yang ada di dekatku. Kami mencari air karena merasa haus sekali. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita dengan rambut kedua kakinya berada di antara dua tempat air besar. Kami bertanya kepada wanita itu: Di mana ada air? Air susah dicari, air susah dicari, tidak ada air untuk kalian, jawab wanita itu. Kami bertanya: Berapa lama perjalanan antara rumah keluargamu dan tempat air? Wanita itu menjawab: Perjalanan sehari semalam. Kami berkata: Temuilah Rasulullah. Perempuan itu berkata: Apa itu Rasulullah? Kami tidak mampu berbuat apa-apa hingga kami pergi menemui Rasulullah saw. dengan wanita tersebut. Ketika ditanya oleh Rasulullah saw. ia menjawab dengan jawaban pertanyaan kami sebelumnya. Wanita itu memberitahu Rasulullah bahwa ia adalah seorang ibu, mempunyai dua anak yatim. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh untuk mengambilkan unta pembawa air. unta itu berlutut. Beliau meludah pada dua mulut tempat air tersebut (dengan izin Allah, dua tempat itu penuh dengan air). Kami semua meminumnya hingga segar. Jumlah kami saat itu empat puluh orang dan semuanya sangat kehausan. Kami penuhi semua tempat air kulit dengan air. Ada pula teman kami yang sempat mandi junub. Hanya saja kami tidak memberi minum pada unta yang nampak keberatan dengan dua tempat air yang penuh. Rasulullah saw. bersabda: Berikan apa yang ada pada kalian. Lalu kami kumpulkan semua yang ada pada kami untuk wanita tadi. Beliau bersabda: Pergilah dan berikan makanan ini kepada keluargamu. Juga beritahukan bahwa aku tidak mengurangi airmu sedikit pun. Ketika wanita itu tiba di keluarganya, ia berkata: Sungguh aku telah bertemu seorang ahli sihir atau ia seorang nabi seperti yang ia kira. Dia sanggup melakukan ini itu. Akhirnya Allah memberi hidayah kepada beberapa keluarga berkat jasa perempuan tersebut. Maka mereka dan wanita itu masuk Islam. (Shahih Muslim No.1100)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang lupa salat, maka hendaklah melakukannya ketika ia ingat. Tidak ada kifarat baginya kecuali hanya segera melaksanakannya. (Shahih Muslim No.1102)
0 comments:
Post a Comment