Kisah Nabi Isa A.S BHG 14

Saturday, November 13, 2010

Demikianlah sebahagian riwayat kaum Masehi tentang proses penyaliban serta penafsiran mereka berkaitan dengannya. Kami telah menukilnya tanpa memperhatikan tentang catatan yang terdapat dalam Injil Mata yang terbaru, yaitu ia merupakan catatan yang paling baik dalam bentuknya yang terkumpul dari ulama-ulama mereka dan tokoh-tokoh agama Masehi sehingga ia lebih mudah untuk difahami dan lebih sederhana. Kami telah mengemukakan sebahagiannya kepada Anda dalam halaman-halaman ini.

Sementara itu, dalam akidah Islam disebutkan suatu riwayat yang berbeza dengan riwayat yang ada dalam Injil-Injil yang terdapat sekarang, baik yang berhubungan dengan kehidupan akhir yang dialami oleh Isa mahupun tabiat Isa yang merupakan sumber perselisihan setelah pengangkatannya. Al-Quran al-Karim menceritakan bahawa Allah SWT tidak menghendaki Bani Israil untuk membunuh Isa atau menyalibnya tetapi Allah SWT menyelamatkannya dari kekufuran mereka lalu mengangkatnya di sisi-Nya. Mereka tidak berhasil membunuhnya dan tidak berhasil menyalibnya tetapi ia diserupakan seperti orang-orang di antara mereka. Allah SWT berfirman:

"Dan kerana ucapan mereka: 'Sesungguhnya kami telah membunuh al- Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) Isa, benar- benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahawa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadanya." (QS. an-Nisa': 157-158)

Dan Allah SWT juga berfirman:

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman: 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu pada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir. " (QS. Ali 'Imran: 55)

Para ulama-ulama Islam sepakat atas hal itu dan mereka berselisih pendapat tentang cara beragumentasi terhadap apa yang mereka yakini sebagai kebenaran. Sebahagian mereka meyakini nas-nas Al-Quran saja yang menyebut tentang Isa al-Masih dan mereka tidak mendukungnya atau memperkuatnya dengan kitab-kitab lain selain Al-Quran. Kedua metode tersebut memiliki titik kekuatan tersendiri. Orang yang berpegangan dengan pendapat yang pertama mengatakan bahawa Nabi melarang untuk membahas kitab-kitab pegangan kaum Yahudi dan kaum Nasrani. Bagi kaum itu agama mereka dan bagi kita agama kita dan hanya Allah SWT yang akan memutuskan segala perselisihan di antara kita pada hari kiamat.

Sedangkan orang-orang yang berpegangan dengan cara yang kedua mengatakan bahawa larangan Nabi tersebut terjadi pada permulaan masa Islam di mana kaum Muslim sangat dekat dengan masa jahiliah. Nabi memerintahkan mereka agar tidak disibukkan dengan kitab-kitab lain selain kitab mereka, yakni Al-Quran. Yang demikian ini dimaksudkan agar mereka memiliki akidah yang kuat dan keyakinan mereka benar- benar tertanam dalam diri mereka, Tetapi ilmu dan pandangan ilmiah menetapkan bahawa seorang yang alim harus banyak menggali kitab- kitab kuno dalam rangka mengetahui kebenaran dan jika ia mendapati sesuatu yang sesuai dengan apa yang didapatinya dengan kebenaran, maka hatinya akan lebih merasa tenang dan damai. Berkaitan dengan kelompok yang pertama yang merasa cukup dengan Al-Quran, kita tidak menemukan perincian-perincian yang mendalam berkenaan dengan usaha penangkapan Isa, bagaimana proses pengangkatannya ke langit, di mana Isa diserupakan dengan salah seorang di antara mereka, bagaimana dia diserupakan dengan salah seorang di antara mereka. 

Allah SWT telah menyerupakannya dengan salah seorang di antara mereka sedangkan Nabi Isa diangkat ke langit. Demikianlah penjelasan singkat mereka, tidak ada penambahan lagi. Sedangkan kelompok yang kedua, mereka melontarkan kisah secara lengkap. Mereka mengatakan bahawa Allah SWT menyerupakan Isa dengan Yahuda. Yahuda ini adalah Yahuda al- Askhariyutha yang menurut Injil ia menjualnya kepada musuh-musuhnya dan menunjukkan kepada mereka tentang keberadaannya. Ia adalah seorang muridnya yang terpilih. Demikian ini sesuai dengan Injil Barnabas di mana disebutkan di dalamnya: "Ketika para tentera mendekat bersama Yahuda di tempat yang di situ terdapat Yasu', maka Yasu' mendengar kedatangan segerombolan orang yang menuju tempatnya. Oleh kerana itu, ia segera pergi ke rumah dalam keadaan takut. Di dalam rumah itu terdapat sebelas orang yang tidur. Ketika Allah melihat bahaya akan mengancam hamba-Nya, maka Dia memerintahkan Jibril, Mikail, dan Rafail (Israfil), serta Idril (Izrail) yang mereka semua adalah para utusan- Nya untuk mengambil Yasu' dari dunia. Lalu datanglah malaikat-malaikat yang suci di mana mereka mengambil Yasu' dari pintu yang dekat dengan arah selatan. Mereka membawanya dan meletakkannya di langit yang ketiga dengan disertai para malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah selama-lamanya. Yahuda masuk secara paksa ke kamar yang di situlah Yasu' diangkat ke langit. Saat itu murid-murid sedang tidur semuanya, lalu Allah mendatangkan keajaiban yang luar biasa di mana Yahuda berubah cara berbicaranya dan juga wajahnya. Ia sangat mirip sekali dengan Yasu' sehingga kami mengiranya Yasu'. Adapun ia (Yahuda) setelah membangunkan kami, ia mencari-cari di mana si guru berada. Oleh kerana itu, kami merasa heran dan kami menjawab, "bukankah engkau wahai tuanku guru kami, apakah sekarang engkau telah melupakan kami?" Demikianlah kisah yang terdapat dalam Injil Barnabas. Allah SWT berfirman:

"Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang rasul yang Sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan." (QS. al-Maidah: 75)

Para ulama berkata, "Al-Masih dinamakan al-Masih kerana ia mengusap bumi dan membersihkannya serta usahanya untuk menyelamatkan agama dari fitnah di zaman itu kerana saking hebatnya kebohongan orang-orang Yahudi kepadanya dan bagaimana usaha mereka untuk menciptakan dusta padanya dan kepada ibunya as." Banyak ulama yang meriwayatkan tentang kesucian spirituil dari Nabi Isa. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi bahawa beliau menceritakan tentang al-Masih sebagai berikut: "Isa melihat seorang lelaki yang mencuri lalu ia berkata: "Wahai si fulan apakah engkau mencuri?" Orang itu berkata: "Tidak, demi Allah aku tidak mencuri," Isa berkata: "Aku beriman kepada Allah SWT dan penglihatanku telah berbohong." Ini menunjukkan kesucian rohani Isa di mana ia lebih memilih sumpah orang itu atas apa yang disaksikannya. Ia membayangkan bahawa orang tersebut tidak akan bersumpah dan membawa nama Allah SWT yang Maha Besar lalu ia berdusta sehingga ia menerima penyataannya dan ia kembali kepada dirinya sendiri sambil berkata: "Aku beriman kepada Allah SWT, yakni aku mempercayaimu dan mataku telah berbohong kerana engkau telah bersumpah." Ada riwayat lagi yang mengatakan bahawa suatu hari Nabi Isa berjalan bersama sahabatnya dan mereka melewati bangkai anjing yang busuk baunya, lalu sahabat-sahabat Isa sangat terpukul dan sangat menderita dengan bau anjing itu. Melihat sikap mereka, Isa berkata: "Lihatlah betapa putih giginya."

Isa ingin mengajari manusia bagaimana mereka menghadapi keburukan di mana Nabi Isa menekankan agar mereka lebih melihat kepada keindahan dan kebaikan. Dakwah Nabi Isa merupakan puncak dari ketinggian rohani dan idealisme yang mengagumkan di mana Beliau lebih menekankan kebaikan daripada keburukan. Rasulullah berkata: "Semua para nabi adalah saudara, agama mereka satu sedangkan mereka dilahirkan dari berbagai macam ibu dan aku adalah manusia yang utama begitu juga Isa bin Maryam di mana tidak ada nabi setelahku dan sesudahnya." Dalam berbagai riwayat disebutkan bahawa Nabi Isa akan turun pada akhir zaman. Islam sangat memberikan penghormatan kepada Isa yang sesuai dengan kedudukannya sebagai salah satu nabi ulul azmi yang besar. Islam menamakannya Rasulullah dan Kalimatullah yang telah diberikan kepada Maryam. Allah SWT berfirman:

"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih Isa putera Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: '(Tuhan itu) tiga.' Berhentilah dari ucapan itu. (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk menjadi Pemelihara. Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat malaikat yang terdekat (kepada Alah). Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadanya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal soleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebahagian dari kurnia- Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyeksa mereka dengan seksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari Allah. " (QS. an-Nisa': 171- 173)
bersambung...

0 comments:

Post a Comment